Kenakalan
remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak
dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak
tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dipungkuri lagi, anda
dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Hal ini semua bisa terjadi
karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
a)
kurangnya kasih sayang orang tua.
b)
kurangnya pengawasan dari orang tua.
c)
pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
d)
peran dari perkembangan iptek yang berdampak
negatif.
e)
tidak adanya bimbingan kepribadian dari
sekolah.
f)
dasar-dasar agama yang kurang.
g)
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya.
h)
kebebasan yang berlebihan.
i)
masalah yang dipendam.
Dan
ada pula faktor-faktor selain di atas kenakalan remaja dapat ditimbulkan
oleh beberapa hal, sebagian di antaranya adalah:
a)
Pengaruh Kawan Sepermainan
b)
Pendidikan
c)
Penggunaan Waktu Luang
d)
Uang Saku
e)
Perilaku Seksual
Kiat Pokok Mengatasi Kenakalan Remaja
Sebagian
besar orang tua di jaman sekarang sangat sibuk mencari nafkah. Mereka sudah
tidak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat mengikuti terus kemana pun
anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja banyak bersumber dari pergaulan.
Oleh karena itu, orang tua hendaknya dapat memberikan inti pendidikan kepada
para remaja. Inti pendidikan adalah sebuah pedoman dasar pergaulan yang
singkat, padat, dan mudah diingat serta mudah dilaksanakan. Dengan memberikan
inti pendidikan ini, kemana saja anak pergi ia akan selalu ingat pesan orangtua
dan dapat menjaga dirinya sendiri. Anak menjadi mandiri dan dapat dipercaya,
karena dirinya sendirilah yang akan mengendalikan dirinya sendiri. Selama
seseorang masih memerlukan pihak lain untuk mengendalikan dirinya sendiri,
selama itu pula ia akan berpotensi melanggar peraturan bila si pengendali
tidak berada di dekatnya. Inti pendidikan ini terdiri dari dua hal yaitu :
1. Malu Berbuat Jahat
Benteng
penjaga pertama agar remaja tidak salah langkah dalam hidup ini adalah
menumbuhkan hiri atau rasa malu melakukan perbuatan yang tidak benar atau
jahat. Dalam memberikan pendidikan, orang tua hendaknya dengan tegas dapat
menunjukkan kepada anak perbedaan dan akibat dari perbuatan baik dan tidak baik
atau perbuatan benar dan tidak benar. Kejelasan orang tua menerangkan hal ini
akan dapat menghilangkan keraguan anak dalam mengambil keputusan. Keputusan
untuk memilih kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Penjelasan akan hal ini sebaiknya
diberikansejak dini. Semakin awal semakin baik. Berikanlah pengertian dan
teladan tentang latihan kemoralan. Berikanlah kesempatan anak agar dapat meniru
perilaku kebajikan orang tuanya. Ajarkan dan didiklah mereka untuk tidak
melakukan pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan, dan
mabuk-mabukan. Gunakanlah acara-acara di televisi sebagai alat pengajaran.
Tunjukkan kepada mereka bahwa kejahatan tidak akan pernah menang. Kejahatan
akan musnah pada akhirnya. Sebaliknya, walaupun kebaikan kadang menderita di
awalnya akhirnya akan memperoleh kebahagiaan juga.
Apabila
anak sudah dapat dengan jelas membedakan kebaikan dan keburukan, tahap
berikutnya adalah menumbuhkan rasa malu untuk melakukan kejahatan.
Mengkondisikan munculnya rasa malu dapat menggunakan cara seperti ketika orang
tua mengenalkan pakaian kepada anak-anaknya. Orangtua selalu berusaha
memberikan pakaian yang layak untuk anak-anaknya. Namun, apabila suatu saat
anak mengenakan pakaian dengan tidak pantas atau mungkin tersingkap sedikit,
orang tua segera membenahinya dan mengatakan, menegaskan bahwa hal itu
memalukan. Sikap itu masih berkenaan dengan masalah pakaian fisik. Pakaian
batin pun juga demikian. Orangtua bila mengetahui bahwa anaknya melakukan suatu
perbuatan yang tidak pantas maka katakana segera bahwa hal itu memalukan.
Kemudian berikanlah saran agar diatidak mengulangi perbuatan itu lagi. Bila
perbuatan itu masih diulang, berilah sanksi. Berilah hukuman yang mendidik bila
perbuatan itu tetap diulang. Usahakan dengan berbagai cara agar anak tidak lagi
mengulang perbuatan yang tidak baik itu
2. Takut Akibat Perbuatan Jahat
Apabila
anak bertambah besar, orang tua selain menunjukkan bahwa suatu perbuatan
tertentu tidak pantas, memalukan untuk dilakukan oleh anaknya, maka orangtua
dapat mengingatkannya dengan memberikan uraian tentang akibat perbuatan
buruk yang dilakukan anaknya. Akibat buruk terutama adalah yang diterima oleh
si anak sendiri, kemudian terangkan pula dampak negatif yang akan diterima pula
oleh orang tua, keluarganya serta lingkungannya. Apabila kita tidak senang
terhadap suatu perbuatan tertentu, sebenarnya hampir semua orang pun bahkan
semua mahluk cenderung tidak suka pula dengan hal itu. Rata-rata semua mahluk,
dalam hal ini, manusia memiliki perasaan serupa. Penjelasan seperti ini akan
membangkitkan kesadaran anak bahwa perbuatan buruk yang tidak ingin dialaminya
akan menimbulkan perasaan yang sama bagi orang lain. Menumbuh kembangkan
perasaan malu dan takut melakukan perbuatan yang tidak baik ataupun berbagai
bentuk kejahatan inilah yang akan menjadi 'pengawas setia' dalam diri setiap
orang, khususnya para remaja.
Selama
dua puluh empat jam sehari, 'pengawas' ini akan melaksanakan tugasnya.
Kemanapun anak pergi, ia akan selalu dapat mengingat dan melaksanakan kedua hal
sederhana ini. Ia akan selalu dapat menempatkan dirinya sendiri dalam
lingkungan apapun juga sehingga akan mampu membahagiakan dirinya sendiri,
orangtua dan juga lingkungannya. Orang tua sudah tidak akan merasa kuatir lagi
menghadapi anak-anaknya yang beranjak remaja. Orang tua tidak akan ragu lagi
menyongsong era globalisasi. Orang tua merasa mantap dengan persiapan mental
yang telah diberikan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, pendidikan anak di
masa kecil yang sedemikian rumit tampaknya,akan dapat dinikmati hasilnya di
hari tua. Sesungguhnya memang diri sendiri itulah pelindung bagi diri sendiri.
Suka dan duka yang kita alami adalah hasil perbuatan kita sendiri. Sebab, oleh
diri sendiri kejahatan dilakukan; oleh diri sendiri pula kejahatan dapat
dihindarkan. Oleh karena itu, dengan memberikan pengertian yang baik tentang
inti pendidikan tersebut kepada anak-anak, diharapkan anak akan dapat membawa
diri dan menjaga dirinya sendiri agar dapat tercapai kebahagiaan. Kebahagiaan
bagi dirinya sendiri. Kebahagiaan bagi orang tuanya. Kebahagiaan bagi
lingkungannya
Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Diantara
penyebab terjadinya Kenakalan remaja adalah karena factor kurangnya perhatian
dan kasih sayang dari pihak keluarga, pemahaman tentang agama dan pembinaan
tentang keagamaan serta pengaruh pergaulan dengan lingkungan sekitar yang
meliputi berupa budaya dari barat, awalnya Cuma mencoba malah terjerumus di
dalamnya.
2. Dan akibat
yang ditimbulkan kenakalan remaja bagi diri sendiri sangat berpengaruh pada
psikologi remaja itu sendiri, dan bagi keluara para orang tuanya apabila
anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama jangan langsung main fisik
dampaknya akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi
antara orang tua dan anak akan terputus. Dan itu semua akan berdampak negatif
dan kurang baik bagi remaja itu sendiri baik bagi dirinya, keluarga maupun
lingkungan sekitarnya berada. Serta bagi masyarakat sekitar menganggap
remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu
ketentraman masyarakat merekadianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Dan untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati
yang penuh keikhlasan untuk berubah kejalan yang lebih baik.
3. Adapun
upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menanggulangi kenakalan remaja yaitu
menanamkan nilai-nilai moral dan hal itu dapat dimulai dalam rumah tangga dan
dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan
belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana
batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Pembinaan tersebut bisa dengan
latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik. Dan pembinaan itu harus
dimulai dari orang tua baik perlakuan, pelayanannya kepada remaja
memperlihatkan contoh teladan yang baik dan sebagainya.